Kapan Waktu Usia yang Tepat Cabut Gigi Susu Anak? Ini Penjelasan Dokter

Gigisusupada anak memiliki banyak manfaat, antara lain membentuk wajah, membantu anak bicara dengan jelas, tersenyum serta mengunyah makanan dengan baik. Gigisusuanak bersifat sementara yang nantinya akan digantikan olehgigitetap pada usia dewasa. Namun saatgigisusuanak tak kunjung tanggal pada waktunya dan terus dibiarkan, maka bisa menyebabkan masalah kesehatan pada anak.

Lalu kapan waktu yang tepat untuk mencabutgigisusu? Drg. Ridwanto Congga dari Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo melalui Health Talk live di Instagram, Selasa (30/05) di Labuan Bajo menjelaskan, pada umumnya usia 6 7 tahun adalah waktu yang normal untuk pertumbuhangigipermanen. Ngaku Terima Bayaran Rp 16 Juta, Amanda Manopo Tahunya Game Online Usai Terima Tawaran Promosi

Terima Kasih Simeulue, Sampai Jumpa di Pidie Jaya Serambinews.com Arti Allahummaghfirli Dzunubi Waliwalidayya Warhamhuma, Doa Mohon Ampun bagi Diri Sendiri & Orangtua Penyelesaian Perkara Tertinggi, Kapolres Pidie Terima 2 Penghargaan dari Kapolda Aceh Serambinews.com

Kapan Waktu yang Tepat Kenalkan Cara Gosok Gigi Pada Anak? Ini Kata Dokter Warga Ukraina Siap %27Angkat Kaki%27 dan Ganti Kewarganegaraan Daripada Berperang Melawan Rusia Karena itu, waktu terbaik untuk mencabutgigisusuadalah saat anak berusia 6 7 tahun.

"Jadi kapan waktu yang tepat mencabut gigi susu? Orangtua harus tahu dulu kapan pertumbuhan gigi permanen," ucap drg. Ridwanto. Drg. Ridwanto memaparkan, cara membedakangigisusudangigipermanen. Pertama bisa dilihat dari ukuran dan warnanya.

GigiSusulebih kecil dan cenderung berwarna putih sepertisusu. "Berbeda dengangigipermanen yang berukuran lebih besar dan mempunyai warna yang putih bening," jelas dia. Ia pun tak menyarankan pencabutangigisusudilakukan secara bersamaan atau 2gigisekaligus. Dampak pencabutan 2gigisususekaligus dapat mengakibatkan trauma pada sang anak.

"Bagaimanapun saatgigisusuakan dilakukan pencabutan maka harus dilakukan dengan menjaga jangan sampai anak tersebut menjadi trauma, hal tersebut akan mengganggu psikisnya di masa depan," ujar drg Ridwanto. Drg. Ridwanto menegaskan orang tua tidak perlu mengkhawatirkan saat pencabutangigi. Pencabutangigipada anak maupun orang dewasa tidak berhubungan dengan saraf pada mata.

"Jadi hal yang sering dialami (katanya bisa buta) hanya karena faktor sugesti pada orang dewasa atau pada orang tua saja," terangnya. Proses pencabutangigisusubaiknya dilakukan dengan sang anak sendiri dengan cara didorong secara perlahan ke depan dan ke belakang sesuai dengan yang dapat dirasakan sendiri oleh sang anak dengan catatan tangan harus selalu bersih sebelum bersentuhan dengangigi. Ia menerangkan, pada prinsipnya saat usia 6 7 tahun orang tua mendapatigigisusupada anak sudah goyang maka tetap dilakukan pencabutan.

Namun jika pada saat batas usia sudah melewati misalnya sang anak sudah berusia di atas 7 tahun dangigiSusubelum Tanggal maka sebaiknya dapat dilakukan pemeriksaan ke dokter. Drg Ridwanto mengingatkan, saat usia sedini mungkin orang tua harus mendisiplinkan anak untuk menggosokgigipada pagi hari sebelum sarapan, dan pada malam hari sebelum tidur. Perawatan berkala padagigidilakukan satu kali setiap 6 bulan.

Hindari pemakaian dot atau empeng terlalu lama. Serta tidak memberi jajan pada anak secara berlebihan karena akan mempercepat rusaknya pertumbuhan dan syaraf padagigisusu. Artikel ini merupakan bagian dari

KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *