Pandemi membuat dunia usaha mengalami gejolak. Terutama usaha yang bergerak di bidang food and baverage (F&B). Tak sedikit yang terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan. Banyak pula yang mengalami gulung tikar.
Hal itu tak lepas karena pemerintah membuat kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) untuk mengantisipasi penularan covid 19. Saat itu mungkin banyak yang tidak berani membuka usaha baru di bidang F&B. Namun, Yudhit Anugrah satu di antara sosok nekat.
Anak muda kelahiran 8 Mei 1994, itu malah membuka Kaizen Coffee. Israel Masih Menggila, Houthi Yaman Tak akan Hentikan Serangan di Laut Merah AS Umumkan Bakal Lawan Serangan Kelompok Houthi di Laut Merah, Bentuk Misi Multinasional
Ancaman Houthi Yaman untuk Amerika: Laut Merah akan Jadi Kuburanmu Cerita Yudhit Anugrah Modal Nekat hingga Tuai Sukses Bersama Temannya Seorang Coffee Master Rafael Struick Disepelekan ADO Den Haag sebelum Pulang ke Timnas Indonesia Halaman 3
Di luar dugaan usahanya itu mampu bertahan melewati badai pandemi. Sebelumnya, Yudhit bekerja sebagai pegawai kantoran di bidang legal. Namun, ia tidak betah karena merasa passionnya di usaha F&B. Terlebih ketika kuliah, ia sempat membuka usaha kafe. Ia merasa lebih nyaman menjadi entrepreneur.
Bersama dua kawannya, teman di masa SMP dan SMA, tercetuslah untuk mendirikan coffeeshop, bernama Kaizen, di sekitaran Kemayoran, Jakarta Pusat. Kata Kaizen sendiri berasal dari bahasa Jepang. Kai artinya perbaikan, dan Zen artinya bagus. Kata yang bisa diartikan sebagai perbaikan yang bagus terus menerus. "Modal saya nekat saja. Kebetulan teman saya, coffee master, dan memutuskan berhenti dari tempatnya bekerja untuk membangun Kaizen bersama sama," kata Yudhit saat ditemui di Kaizen Heritage, Jalan Jenderal Letjen Soeprapto, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, yang baru buka pada Maret 2023.
Yudhit menyadari situasi saat itu sama sekali tidak mendukung untuk berbisnis. Terlebih bagi bisnis kafe yang terkena larangan untuk menyediakan layanan dine in atau makan di tempat. Aturan untuk mengurangi dampak penyebaran corona virus yang saat itu sedang tinggi tingginya. "Adanya pembatasan kegiatan dan larangan makan di tempat jelas mengurangi omzet. Tapi Alhamdulillah kafe saya tetap bertahan karena pesanan secara online cukup ramai. Rata rata mencatatkan sekitar lebih dari seratus transaksi setiap harinya," tuturnya.
Omzet meningkat, Yudhit membuka cabang di Matraman, Jakarta Timur, pada 17 Agustus 2022. kemudian berlanjut ke Sumur Batu, Jakarta Pusat. Namun, yang di Sumur Batu harus tutup karena tidak ada lahan parkir yang memadai. Namun, cabang lainnya tetap bertahan karena berada di lahan yang cukup luas, nyaman dengan fasilitas pendukung yang terbilang sudah sangat memadai.
Dengan suasana kafé yang nyaman, dijamin semua orang akan betah dan enggan beranjak. Tahun 2023 menjadi titik bangkit bagi Yudhit setelah pandemi Covid 19 berlalu. Ia pun menargetkan dalam setahun bisa membuka 4 5 cabang. Ia menyakini mampu memenuhi target tersebut.
Dalam waktu dekat, Yudhit akan membuka cabang di Duren Sawit, Jakarta Timur. "Luasnya sekitar 2000 meter persegi, tiga kali lebih luas dari Kaizen Heritage. Seperti makna dari Kaizen, berubah ke arah yang lebih baik, maka setiap cabang harus lebih luas dibanding sebelumnya," kata Yudhit yang hobby main futsal dan travelling ini. Beruntung ia memiliki latar belakang pendidikan hukum sehingga memudahkan dirinya untuk mengurus perizinan ke berbagai pihak.
Baginya, legalitas usaha sangat penting karena turut menentukan keberlangsungan hidup usaha yang dijalankan. Tidak sia sia juga ia mengambil pendidikan hukum di perguruan tinggi. Sebagai anak muda yang sukses mengelola bisnis, ia pun memberikan tip kepada mereka yang akan memulai usaha, apapun itu jenis usahanya. Menurutnya, setiap kegagalan harus disikapi dengan pikiran positif. Dari kegagalan kita bisa belajar sehingga membentuk seseorang menjadi lebih kuat.
Tanpa keinginan dan tekad kuat untuk berhasil, seseorang akan mudah patah saat menghadapi kegagalan. Tidak ada jalur cepat atau instan, semua butuh proses. “Walaupun berat, tetapi itu tantangan kita untuk mencapai tujuan atau target. Tidak mudah menyerah, berani mengambil resiko, termasuk mengalami kerugian,” tutur Yudhit yang mengaku menguasai bisnis F&B belajar secara otodidak.